Tabloid PULSA

Sabtu, 17 Desember 2011

[Poto] Berat mana Pekerjaan Anda dengan Mereka

Pekerjaan anda berat??
Anda yakin itu??
Jangan pernah mengeluh seberat apapun pekerjaan Anda sebelum melihat foto-foto ini!






Gimana??
Lebih berat mana dengan pekerjaan anda??

Syukurilah nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya


Read more »

Minggu, 04 Desember 2011

Cewe (Kuat vs Lembut)


Women is strong..
Ya itulah ungkapan bagi para cewe yang semestinya..

Banyak dari kita (khususnya cowo) yang beranggapan cewe itu lemah, bahkan mereka (cewe) pun banyak yang tidak menyadari akan kekuatan mereka..

Tapi pada kenyataannya mereka adalah makhluk tuhan yang kuat..
Ga percaya??

Nih ada beberapa bukti buat kita semua renungkan..

Pertama Menstruasi, kita para cowo (baik tulen maupun ngga) pernah ga merasakan yang namanya sakit waktu menstruasi?? Pasti jawabannya tidak pernah sekalipun, tapi mereka bisa melewati rasa sakit itu setiap bulan selama puluhan tahun, meskipun dengan menderita sakit gitu mereka masih bisa melakukan aktifitas yang mesti mereka lakukan.

Kedua Hamil, ada ga cowo yang bisa hamil?? Ngga kan (adanya cuma difilm yang diperanin sama Arnold Schwarzenegger tuh), dengan kondisi yang demikian sambil membawa beban yang berat diperutnya mereka masih dapat melakukan aktifitas melayani keluarga dan merawat rumah bahkan sambil bekerja untuk mencari penghasilan.

Ketiga Melahirkan, yang juga tidak bisa cowo perbuat, mereka mempertaruhkan nyawa untuk sebuah kehidupan baru dan suatu kebagian. Meskipun mempertaruhkan nyawa tapi mereka tidaklah jera melakukannya bahkan ada dari sebagian dari mereka sangat berharap dapat melakukannya walaupun untuk sekali saja.

Keempat melakukan pekerjaan cowo, pekerjaat berat?? Ga masalah bagi mereka, toh yang ga bisa dilakukan sama kita aja mereka bisa apalagi cuma pekerjaan biasa. 

Yang lebih hebatnya lagi mereka dapat menyembunyikan kekuatan mereka itu dibalik sebuah kelembutan. Mengapa mereka menyembunyikannya?? Pasti itu yang ada dalam pikiran kita. Jawabnya kalau mereka tidak menyembunyikannya kita pasti akan takut dengan meraka. 

Itulah sebagian kecil dari kekuatan cewe. Bagi pembaca yang ingin menambahkan dipersilahkan



*Inspired by someone*
Read more »

Rabu, 30 November 2011

Hari Menanam Pohon Indonesia (Perlu atau Tidak)


Kemaren saya nemu ginian nih di facebook..
Semacam berita live report gitu lah. Setelah mebaca isinya, timbul pertanyaan dibenak saya. Bagusya kita baca dulu deh beritanya berikut ini


Hari ini saya mendampingi Presiden SBY & Ibu Ani Yudhoyono menghadiri acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Pohon (BMP) Tahun 2011 di Bukit Merah Putih, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin, 28 November 2011. Acara ini bertema "Sukseskan Penanaman Satu Miliar Pohon."

Acara td juga dihadiri Wakil Presiden & Ibu Herawati Boediono, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, & bberp menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Hadir pula pimpinan MPR, DPR, DPD, sejumlah ketua partai politik, TNI, Polri, & duta besar negara sahabat.

Peringatan ini merupakan salah satu upaya menumbuhkan budaya menanam di masyarakat. Tercatat program penanaman yg telah dilaksanakan Kementerian Kehutanan antara lain Aksi Penanaman Serentak Indonesia (tahun 2007 dan 2008), Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (tahun 2007), Pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia & Bulan Menanam Nasional (tahun 2008), serta Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree - tahun 2009)

Keberhasilan seluruh program tsb memacu pemerintah utk meluncurkan program Penanaman 1 Miliar Pohon tahun 2010 dgn motto “Satu Miliar Pohon Indonesia untuk Dunia” atau “One Billion Indonesian Trees for the World”. Realisasi Program Penanaman 1 Miliar Pohon tahun 2010 tercapai 1,7 milyar pohon, atau setara dgn 10.675.000 ton CO2.

Gerakan penanaman & pemeliharaan pohon, hrs terus digelorakan & dilakukan scara kontinyu pd setiap thn masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 thn mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri dgn masyarakatnya yg sejahtera, jauh dr bencana.

Secara individu, secara keluarga, kelompok, RT, RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Wilayah, hingga Pemerintah Daerah hrs diupayakan berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Kita hrs mulai dr diri sendiri, kita mulai dr lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang.

Mari bersama kita dukung Penanaman 1 Milliar Pohon Tahun 2011, ONE BILLION INDONESIAN TREES FOR THE WORLD!



Pertanyaannya apakah itu semua memang harus dilakukan??
Menurut saya jawabannya TIDAK!!!
Mengapa??

Pertama, kita tidak perlu mengadakan kegiatan-keigiatan diatas jika kita tidak merusak apa yang telah ada. Contohnya hutan kalimantan sekarang ini, dulu merupakan paru-paru dunia sekarang hutan-hutan tersebut sudah beralih fungsi menjadi pertambangan. Pertambangan dalam hal ini seperti tumor ganas yang siap mematikan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia. Dalam beberapa kejadian pertambangan di izinkan karena katanya untuk menambah keuntungan bagi daerah dan negara, toh keuntungan itu tidak sebanding dengan akibat yang dihasilkan, dan juga keutungan yang ada hanya untuk segelintir orang saja. Masyarakat sekitar kah yang untung?? TIDAK!! Yang untung adalah mereka yang punya kepentingan dan jabatan. Masyarakat sekitar hanya dapat efek sampingnya saja. Daerha yang dulunya jarang bahkan tidak pernah banjir sekarang jadi langganan banjir. Belum lagi menurunnya kualitas udara disekiar.

Kedua, Kegiatan ini tidak perlu dilakukan jika pemerintah tegas dalam menerapkan peraturan yang ada. Yang saya tau setiap perusahaan setelah masa operasinya habis berkewajiban mengembalikan keadaan disekitar pabrik atau tambang seperti semula dengan prgram reklamasi. Jika semua perusahan menerapka itu maka tidak akan ada lahan yang kosong. Terus kenapa masih ada lahan yang kosong yang mampu menampung 1 miliar pohon dari program pemerintah??  Pikirkan lah jawabannya..

Ketiga, kegiatan ini menjadi celah untuk memperkaya diri bagi orang yang berkecimpung didalamnya. Kenapa saya mengatakan demikian?? Pengalaman saya ikut salah satu program ini beberapa tahun yang lalu, hasil yang didapatkan tidak memuaskan, dari sekian banyak bibit yang ditanam tidak sampai 30% yang tumbuh dan bisa dimanfaatkan. Jika benar benar tumbuh dan bisa dimanfaatkan kenapa program ini terus berlanjut tiap tahunnya?? 
Ada bebarapa alasan kenapa bibit yang ditanam tidak bisa tumbuh diantaranya, karena hanya mengejar target jumlah bibit yang ditanam sehingga tidak memandang kualitas dari bibit tersebut dan juga perawatan yang kurang. apakah mungkin dana kegiatan Cuma buat penamanan tanpa ada buat perawatan?? Kalau memang betul sungguh bodoh orang yang merencanakan kegiatan tersebut.  Kalau salah mengapa bibit yang ditanam tidak terlihat hasilnya???

Tanggapan pembaca bagaimana??
Read more »

Selasa, 07 Juni 2011

Hari Lingkungan Hidup 2011


Kemaren, eh bukan kemarennya lagi deh (sekarang kan udah tanggal 7). Tepatnya tanggal 5 Juni 2011 yang merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia  temen2 dari Mahasiswa Teknik Lingkungan UNLAM melaksakan acara Puncak Kegiatan yang dibuat untuk merayakan hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011.

Pada puncak acara yang jatuh pada hari minggu tanggal 5 Juni tersebut, diadakan acara fun walk dengan hadiah utama 1 Unit televisi. Selain fun walk juga ada beberapa acara pendukung yang dilaksanakan sekitar 1 bulan terakhir, ada Lomba daur ulang, Pertandingan basket, Pengenalan Biopori, Lomba Photografi ,  Bazar dan Festival Band Indie.

Pada puncak peringatan itu juga secara resmi dibuka dan diperkenalkan kepada masyarakat sekiat Banjarbaru komunitas Ratik Bank Community (RBC). yang mana komunitas ini membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menabung sampah yang dihaslkan dari rumah mereka. Ngapain sampah ditabung? mending dibuang selesai deh perkara!. Eits jangan salah, Komunitas ini menerima tabungan sampah dari masyarakat dan jika telah memenuhi target diatas 100 kg, maka dari sampah2 tersebut bisa dicairkan dalam bentuk uang loh. Untuk sekarang komunitas RBC hanya menerima 3 jenis sampah, yaitu sampah Organik, Sampah kertas dan sampah Botol. Jadi bagi yang berminat untuk menabungkan sampah yang ada di rumah bisa langsung menghubungi: Aqli, atau langsung datang ke Sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (Himateklink) Gedung SC Fakultas Teknik Unlam Banjarbaru
Read more »

Minggu, 05 Juni 2011

Quote in my life

Lama juga nih ga update di blog.
padahal ga sibuk sibuk amat, mungkin karna lg ga mood aja yah..

Lama ga update sekarang mau nulis kata-kata apa yah namanya nh.
Pokoknya itu lah namanya..
terinspirasi dari berbagai hal baik film maupun kehidupan nyata..

oke langsung deh.

1. Jika suara hati ini bisa didengar oleh telinga, maka kau pasti akan mendengar semua perasaanku yang tak mampu kukatakan lewat mulut ini.

2. Mungkin kau bukanlah cinta pertama bagiku tapi ku ingin kau menjadi cinta terakhirku.

3. melihatmu bahagia bersama orang lain mungkin dapat membuatku juga bahagia, tapi melihatmu bahagia bersamaku tentu akan membuatku lebih bahagia.

4. Setiap orang pasti mempunyai takdirnya sendiri-sendiri, ayahku takdirnya ibuku, ayahmu takdirnya ibumu dan ku berharap takdirku adalah kamu.

5. Lihatlah keadaan disekitarmu dengan mata hati, karna mata biasa bisa tertipu oleh fatamorgana kehidupan.

6. Bumi bisa saja dilindungi banyak super hero yang tangguh, tapi ijinkanlah aku menjadi pelindungmu.

7. Cinta sejati akan setia menemanimi bagaimanapun keadaanmu.


Itu dulu deh nanti di update lagi..
Read more »

Rabu, 13 April 2011

PERENCANAAN KAWASAN INDUSTRI KELAPA SAWIT

PERENCANAAN KAWASAN INDUSTRI 
KELAPA SAWIT
Oleh: Mahfuz Idafi (H1E107017)

1. Pendahuluan
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Kelapa dan sawit telah ditanam hampir di seluruh Indonesia dan luas arealnya terus meningkat. Pada tahun 2004 luas areal perkebunan kelapa serta sawit baru masing-masing adalah 3.334.000 Ha untuk kelapa dan 4.580.250 Ha untuk kelapa sawit.  
Adanya potensi sumber daya alam yang sangat besar ini hendaknya dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa dan sawit. Namun saat ini masih ada beberapa kendala yang menyebabkan pendapatan petani masih rendah. Kendalanya adalah pengolahan lahan yang masih bersifat tradisional dan kurangnya industri pengolahan hasil (industri hilir). Masalah di atas menyebabkan petani tidak mempunyai alternatif lain untuk memasarkan kelapa serta sawitnya dalam bentuk bahan baku (raw material).
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka beberapa hasil samping pertanian kelapa serta sawit seperti tempurung, sabut, serta cangkang sawit dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

2. Perencanaan Kawasan Industri
a. Daerah Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu produk perkebunan yang memiliki nilai tinggi. Manfaat dari buah kelapa sawit sendiri sangat bervariasi. Hampir cukup banyak industri-industri yang menggunakan buah kelapa sawit ini sebagai bahan baku produknya seperti minyak goreng, makanan, kosmetik dan lain-lain. Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Disamping memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara, perannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 
Kelapa sawit tidak hanya dapat dimanfaatkan minyaknya saja. Akan tetapi, sangat banyak produk samping yang dapat dimanfaatkan dari pohon dan buah kelapa sawit. Beberapa contoh, dari batangnya, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pulp, bahan konstruksi, bahan kimia, dan partikel board. Dari tandan kosong, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk, dari biji sawit, dapat dimanfaatkan sebagai minyak goreng dan salad oil, selain itu, cangkag dari biji sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang, dan asap cair. Untuk daging buah, merupakan

b. Pengolah Minyak
Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit (mesocrap) tanaman Elaeis guineensis Jacq. Minyak sawit kasar yang dikenal dengan istilah CPO (Crude Palm Oil) adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi dari bagian mesokrap buah.
Setelah kelapa sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalah mengolah CPO menjadi minyak goreng sawit. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation). Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum (degumming). Pemucatan (bleaching) dan penghilangan bau (deodorization). Tahap pemisahan terdiri dari proses pengkristalan (crystalization) dan pemisahan fraksi. CPO yang berasal dari tangki penampungan CPO dipompa melalui strainer menuju refinery. Pada proses ini terjadi pemanasan CPO untuk mempermudah pemompaan CPO ke tangki berikutnya.. Hasil dari proses ini disebut DPO (Degummed Palm Oil).

c. Pengolah Kertas
Kelapa sawit dipanen terus sampai pohon berumur 30 tahun, dan pada umur 35 tahun perlu diremajakan.  Dalam proses pemanenan buah kelapa sawit untuk pengolahan minyak tetdapat limbah antara lain berupa tandan kosong yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan. Kelapa sawit merupakan pohon yang mengandung serat berlignoselulosa.  Oleh karena itu salah satu cara pemanfaatan limbah berupa batang dan tandan kosong sawit adalah sebagai bahan baku serat untuk menghasilkan kertas. Serat batang kelapa sawit diduga tidak jauh berbeda dengan serat batang kelapa (jenis Palmae), karena itu seratnya termasuk serat pendek. Untuk itu jenis kertas yang cocok dibuat dari bahan baku ini adalah kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi atau sebagai pencampur dalam pembuatan  kertas tulis cetak.  Jenis kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi antara lain adalah kertas tissue atau kertas bungkus.

d. Pengolah Papan Partikel
Pemanfaatan TKKS paling potensial adalah untuk pembuatan papan partikel. Sebab, tandan kelapa sawit memiliki kadar selulosa tinggi, yaitu 67,88% holoselulosa dan 38,76% alfa selulosa dengan kadar serat 72,67%. Ia memiliki kelebihan dibandingkan papan lapis, yakni mampu meredam suara. Papan partikel yang dihasilkan memiliki kadar air 8,0-8,8%. Nilai itu masih berada dalam kisaran standar nasional Indonesia (SNI) papan partikel yang mensyaratkan kadar air maksimal 14%. Dari segi kerapatan, papan partikel TKKS termasuk berkerapatan tinggi antara 0,86-0,98 g/cm3. Bandingkan dengan papan partikel asal batang kelapa sawit, 0,59-0,66 g/cm3.
Hasil pengujian sifat mekanik papan partikel seperti keteguhan lentur, keteguhan patah, keteguhan rekat, dan kuat pegang sekrup menunjukkan TKKS lebih baik. Misalnya, keteguhan papan partikel tandan kelapa sawit atau kekuatan untuk menahan beban sehingga dapat kembali ke bentuk semula tanpa rusak mencapai 111-200,49 kg/cm2. Nilai itu lebih tinggi daripada SNI papan partikel yang mewajibkan nilai kelenturan di atas 100 kg/cm2. Elastisitas papan partikel 1.809,66-4.131,17kg/cm2, di atas nilai SNI minimal yang hanya 100 kg/cm2.
Keteguhan rekat alias kemampuan ikatan antarpartikel tandan kelapa sawit berkisar 6,20-8,10 kg/cm2; standar SNI 6 kg/cm2. Kuat pegang sekrup alias kemampuan papan untuk manahan sekrup sebagai pengikat sebesar 49,00 kg. Itu lebih tinggi 9 kg dibandingkan SNI yang mencapai 40 kg.

e. Pembuatan Asap cair
Asap diartikan sebagai suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas. Sedangkan asap cair menurut Darmadji (1997) merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis kayu. Cara yang paling umum digunakan untuk menghasilkan asap pada pengasapan makanan adalah dengan membakar serbuk gergaji kayu keras dalam suatu tempat yang disebut alat pembangkit asap kemudian asap tersebut dialirkan ke rumah asap dalam kondisi sirkulasi udara dan temperatur yang terkontrol. Produksi asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, polimerisasi, dan kondensasi.
Untuk menghasilkan asap yang baik pada waktu pembakaran sebaiknya menggunakan jenis kayu keras seperti kayu bakau, rasa mala, serbuk dan serutan kayu jati serta tempurung kelapa. Cangkang merupakan bagian paling keras pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang sawit di berbagai industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Ditinjau dari karakteristik bahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit memiliki banyak kemiripan. Perbedaan yang mencolok yaitu pada kadar abu (ash content) yang biasanya mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit.

f. Budidaya Jamur
Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai mulsa selain menambah bahan organik ke dalam tanah juga mempunyai dampak positif, yaitu menjadi substrat jamur edibel. Hasil survei menunjukkan jamur edibel yang tumbuh pada tandan kosong kelapa sawit merupakan jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur tiram (Pleurotus sp) dengan produktivitas yang rendah. Prospek budidaya kedua jamur pada tandan kosong kelapa sawit ini sangat baik karena tandan kosong kelapa sawit tersedia sangat melimpah setiap tahunnya, secara alamiah sudah mampu tumbuh pada tandan kosong kelapa sawit, dan sudah ada teknologi budidayanya, jamur yang ada pada TKKS sangatlah bernilai ekonomis dan enak rasanya

g. Pakan Ikan
Limbah dan hasil ikutan industri pertanian adalah sumber baku pakan yang cukup banyak tersedia.   Bungkil kelapa sawit (BKS), merupakan hasil ikutan industri minyak kelapa sawit, yang telah umum dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan, namun bahan pakan tersebut mempunyai faktor pembatas, yaitu kandungan serat yang cukup tinggi dan kualitas protein yang kurang baik, sehingga perlu diolah agar lebih bermanfaat bagi pembudidaya ikan. 
Fermentasi oleh jamur dan biokonversi BKS menjadi magot, merupakan salah satu pengolahan bahan pakan tersebut. Aktivitas dari jamur memungkinkan terjadinya perombakan terhadap komponen bahan yang sulit dicerna, sehingga terjadi peningkatan nilai manfaat dari zat-zat makanan produk pengolahan dibandingkan bahan asalnya.   Demikian pula halnya dengan biokonversi menjadi produk biologis, yang merupakan sumber protein hewani.

h. Pupuk Organik
Limbah PKS tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Dengan sedikit pengohalan dan sentuhan teknologi, limbah-limbah PKS bisa diolah menjadi pupuk organik untuk perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Potensi pupuk organik yang bisa dihasilkan dari limbah pabrik kelapa sawit ini cukup besar. Misalkan saja di sebuah PKS dengan limbah TKKS 100 ton/hari. Pupuk organik granul (POG) yang bisa dihasilkan kurang lebih 10-15 ton/hari. Maka dalam satu tahun bisa mencapai 3000 – 45000 ton POG/tahun.

i. Pengolah Briket
Potensi energi yang besar dan bisa dibuat salah satunya menjadi briket arang. Selain tandan kosong, tempurung buah kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai briket. Teknologi pembuatan briket tandan dan tempurung kelapa sawit sama saja dengan cara pembuatan briket dari bahan lain. Permukaan briket limbah kelapa sawit halus dan tidak menimbulkan jelaga.

j. Batako
Abu TKKS dapat diperoleh dari sisa pembakaran boiler di pabrik minyak kelapa sawit. Adapun komposisi kimia yang dikandungnya yaitu  K, Si, Ca, Mg, Na, Fe,  Mn, Cu, CO3 , dan CHO3. Karena senyawa yang dikandung abu tandan kosong kelapa sawit tersebut maka sesuai sebagai bahan pengganti sebagian pasir pada pembuatan batako. Dengan demikian  diharapkan bermanfaat  menurunkan biaya oprasional pembuatannya.

3. Kesimpulan
Pada wilayah industri yang berbahan dasar utama kelapa sawit dapat dibangun industri-industri lain yang memanfaatkan limbah dari perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Indsutri-industri tersebut diantaranya, industri kertas, papan partikel, asap cair, budidaya jamur, pakan ikan, pupuk organik, briket, dan batako. 


Daftar Pustaka
Duryatmo, S. 2010. Briket Dari Sampah Organik.
http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2600--briket-dari-sampah-organik.html

Fitriani, V. 2009. Seribu Manfaat Serat Sawit
http://kafein4u.wordpress.com/2009/02/28/seribu-manfaat-serat-sawit/

Hadadi, A. Dkk. 2007. Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Bahan Pakan Ternak
http://www.scribd.com/mobile/documents/38006898/download?commit=Download+Now&secret_password=

Isroi. 2010. Pupuk Organik dari Limbah Pabrik Kalapa Sawit
http://isroi.wordpress.com/2010/02/22/pupuk-organik-dari-limbah-pabrik-kalapa-sawit/

Minanto, K. 2011. Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai media tumbuh jamur
http://kabulminanto.blogspot.com/2011/01/pemanfaatan-tandan-kosong-kelapa-sawit_27.html

Prananta, J. Pemanfaatan Sabut dan Tempurung Kelapa serta Cangkang Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet Makanan Alami
http://www.scribd.com/mobile/documents/5008374/download?commit=Download+Now&secret_password=

Purwanto, W. dan Sparringa, R. A. 2007. Pemanfaatan Tandan Kosong dan Batang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pulp Kertas
http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=173

Triatmaja, A. Dkk. 2010. Mesin Sterilisasi dan Thresher pada Industri Kelapa Sawit
http://www.scribd.com/mobile/documents/46414092/download?commit=Download+Now&secret_password=



Read more »

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN ANAEROB

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN ANAEROB
Oleh:
MAHFUZ IDAFI            H1E107017
NIDYA PRASTIWI           H1E108034
GUSTI IRMA MAULINA   H1E108019

I. PENDAHULUAN
Tahu merupakan  salah satu jenis makanan  yang  sudah  tak asing  lagi bagi  masyarakat Indonesia, umumnya  tahu  dikonsumsi  sebagai lauk  atau sebagai  makanan ringan. Tahu merupakan  makanan  yang  terdiri dari bahan dasar  kacang kedelai. Produksi tahu  yang  terdapat  di Indonesia  kebanyakan  dilakukan oleh  yang termasuk golongan menengah kebawah. Produksi tahu yang  dilakukan belum menggunakan teknologi  dalam pembuatan  tahu,  sehingga tidak  adanya sistem yang mengatur pembuangan limbah hasil  dari pembuatan tahu  tersebut,  umumnya  produsen tahu tidak mau  mengolah limbah hasil  pembuatan tahu  dikarenakan  biaya  yang  cukup  mahal  dan kurangnya  pengetahuan dalam pengelolaan limbah,  sehingga  limbah  tahu  yang  berbentuk  cair  tersebut dibuang  saja ke perairan  yang  dapat  mengakibatkan  dampak buruk  bagi kualitas air.
Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk proses produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu, limbah yang dihasilkan juga cukup besar.  Untuk limbah industri tahu tempe ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu, warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan gas. Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 400C sampai 460C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan.   Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar , yang mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak. Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan  pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan TOM. Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga .   Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah. Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut. Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah adalah gas nitrogen (N2), oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia  (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan. 
Salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah industri tahu tersebut adalah dengan kombinasi proses pengolahan biologis anaerob dan aerob. Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yakni pertama proses penguraian anaerob (Anaerobic digesting), dan yang ke dua proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob.

II. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU
Air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu dikumpulkan melalui saluran air limbah, kemudian dialirkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan larutan kapur atau larutan NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada di dalam air limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas methan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah dapat diturukkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi pengolahan 90 %). Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses pengolahan selanjutnya.
Proses pengolahan lanjut ini dilakukan dengan sistem biofilter anaerob. Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air limbah yang berasal dari proses penguraian anaerob (pengolahan tahap perama) dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. 
 Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.  
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam  bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, plastik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).   Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.  Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Dengan adanya proses pengolahan lanjut tersebut konsentrasi COD dalam air olahan yang dihasilkan relatif rendah yakni sekitar 60 ppm. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.  

III. KESIMPULAN 
Pengolahan limbah cair tahu dengan menggunakan proses biofilter anaerob memiliki beberapa keunggulan dari proses pengolahan lain nya yaitu pengelolaannya sangat mudah, biaya operasinya rendah dibandingkan dengan proses lain, lumpur yang dihasilkan relatif sedikit, suplai udara untuk aerasi relatif kecil, dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar, dan dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA 
Andry. D,  2008.  Pengolahan Limbah  Tahu  Cair  dengan Sistem Lumpur  Aktif   (Activated  Sludge) Menggunakan Bioreaktor  di  LIPI

Said, N.I dan Wahjono, D.H, 1999 Teknologi Pengolahan Air Limbah  Tahu-Tempe dengan Proses Biofilter Anaerob dan Aerob 

Read more »

 
Powered by Blogger