PERENCANAAN KAWASAN INDUSTRI
KELAPA SAWIT
Oleh: Mahfuz Idafi (H1E107017)
1. Pendahuluan
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Kelapa dan sawit telah ditanam hampir di seluruh Indonesia dan luas arealnya terus meningkat. Pada tahun 2004 luas areal perkebunan kelapa serta sawit baru masing-masing adalah 3.334.000 Ha untuk kelapa dan 4.580.250 Ha untuk kelapa sawit.
Adanya potensi sumber daya alam yang sangat besar ini hendaknya dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa dan sawit. Namun saat ini masih ada beberapa kendala yang menyebabkan pendapatan petani masih rendah. Kendalanya adalah pengolahan lahan yang masih bersifat tradisional dan kurangnya industri pengolahan hasil (industri hilir). Masalah di atas menyebabkan petani tidak mempunyai alternatif lain untuk memasarkan kelapa serta sawitnya dalam bentuk bahan baku (raw material).
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka beberapa hasil samping pertanian kelapa serta sawit seperti tempurung, sabut, serta cangkang sawit dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
2. Perencanaan Kawasan Industri
a. Daerah Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu produk perkebunan yang memiliki nilai tinggi. Manfaat dari buah kelapa sawit sendiri sangat bervariasi. Hampir cukup banyak industri-industri yang menggunakan buah kelapa sawit ini sebagai bahan baku produknya seperti minyak goreng, makanan, kosmetik dan lain-lain. Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Disamping memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara, perannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Kelapa sawit tidak hanya dapat dimanfaatkan minyaknya saja. Akan tetapi, sangat banyak produk samping yang dapat dimanfaatkan dari pohon dan buah kelapa sawit. Beberapa contoh, dari batangnya, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pulp, bahan konstruksi, bahan kimia, dan partikel board. Dari tandan kosong, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk, dari biji sawit, dapat dimanfaatkan sebagai minyak goreng dan salad oil, selain itu, cangkag dari biji sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang, dan asap cair. Untuk daging buah, merupakan
b. Pengolah Minyak
Minyak kelapa sawit adalah minyak yang diperoleh dari proses pengempaan daging buah kelapa sawit (mesocrap) tanaman Elaeis guineensis Jacq. Minyak sawit kasar yang dikenal dengan istilah CPO (Crude Palm Oil) adalah minyak yang diperoleh dari ekstraksi dari bagian mesokrap buah.
Setelah kelapa sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalah mengolah CPO menjadi minyak goreng sawit. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan (fractionation). Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum (degumming). Pemucatan (bleaching) dan penghilangan bau (deodorization). Tahap pemisahan terdiri dari proses pengkristalan (crystalization) dan pemisahan fraksi. CPO yang berasal dari tangki penampungan CPO dipompa melalui strainer menuju refinery. Pada proses ini terjadi pemanasan CPO untuk mempermudah pemompaan CPO ke tangki berikutnya.. Hasil dari proses ini disebut DPO (Degummed Palm Oil).
c. Pengolah Kertas
Kelapa sawit dipanen terus sampai pohon berumur 30 tahun, dan pada umur 35 tahun perlu diremajakan. Dalam proses pemanenan buah kelapa sawit untuk pengolahan minyak tetdapat limbah antara lain berupa tandan kosong yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan. Kelapa sawit merupakan pohon yang mengandung serat berlignoselulosa. Oleh karena itu salah satu cara pemanfaatan limbah berupa batang dan tandan kosong sawit adalah sebagai bahan baku serat untuk menghasilkan kertas. Serat batang kelapa sawit diduga tidak jauh berbeda dengan serat batang kelapa (jenis Palmae), karena itu seratnya termasuk serat pendek. Untuk itu jenis kertas yang cocok dibuat dari bahan baku ini adalah kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi atau sebagai pencampur dalam pembuatan kertas tulis cetak. Jenis kertas yang tidak memerlukan kekuatan tinggi antara lain adalah kertas tissue atau kertas bungkus.
d. Pengolah Papan Partikel
Pemanfaatan TKKS paling potensial adalah untuk pembuatan papan partikel. Sebab, tandan kelapa sawit memiliki kadar selulosa tinggi, yaitu 67,88% holoselulosa dan 38,76% alfa selulosa dengan kadar serat 72,67%. Ia memiliki kelebihan dibandingkan papan lapis, yakni mampu meredam suara. Papan partikel yang dihasilkan memiliki kadar air 8,0-8,8%. Nilai itu masih berada dalam kisaran standar nasional Indonesia (SNI) papan partikel yang mensyaratkan kadar air maksimal 14%. Dari segi kerapatan, papan partikel TKKS termasuk berkerapatan tinggi antara 0,86-0,98 g/cm3. Bandingkan dengan papan partikel asal batang kelapa sawit, 0,59-0,66 g/cm3.
Hasil pengujian sifat mekanik papan partikel seperti keteguhan lentur, keteguhan patah, keteguhan rekat, dan kuat pegang sekrup menunjukkan TKKS lebih baik. Misalnya, keteguhan papan partikel tandan kelapa sawit atau kekuatan untuk menahan beban sehingga dapat kembali ke bentuk semula tanpa rusak mencapai 111-200,49 kg/cm2. Nilai itu lebih tinggi daripada SNI papan partikel yang mewajibkan nilai kelenturan di atas 100 kg/cm2. Elastisitas papan partikel 1.809,66-4.131,17kg/cm2, di atas nilai SNI minimal yang hanya 100 kg/cm2.
Keteguhan rekat alias kemampuan ikatan antarpartikel tandan kelapa sawit berkisar 6,20-8,10 kg/cm2; standar SNI 6 kg/cm2. Kuat pegang sekrup alias kemampuan papan untuk manahan sekrup sebagai pengikat sebesar 49,00 kg. Itu lebih tinggi 9 kg dibandingkan SNI yang mencapai 40 kg.
e. Pembuatan Asap cair
Asap diartikan sebagai suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas. Sedangkan asap cair menurut Darmadji (1997) merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis kayu. Cara yang paling umum digunakan untuk menghasilkan asap pada pengasapan makanan adalah dengan membakar serbuk gergaji kayu keras dalam suatu tempat yang disebut alat pembangkit asap kemudian asap tersebut dialirkan ke rumah asap dalam kondisi sirkulasi udara dan temperatur yang terkontrol. Produksi asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, polimerisasi, dan kondensasi.
Untuk menghasilkan asap yang baik pada waktu pembakaran sebaiknya menggunakan jenis kayu keras seperti kayu bakau, rasa mala, serbuk dan serutan kayu jati serta tempurung kelapa. Cangkang merupakan bagian paling keras pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang sawit di berbagai industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Ditinjau dari karakteristik bahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit memiliki banyak kemiripan. Perbedaan yang mencolok yaitu pada kadar abu (ash content) yang biasanya mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh tempurung kelapa dan tempurung kelapa sawit.
f. Budidaya Jamur
Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai mulsa selain menambah bahan organik ke dalam tanah juga mempunyai dampak positif, yaitu menjadi substrat jamur edibel. Hasil survei menunjukkan jamur edibel yang tumbuh pada tandan kosong kelapa sawit merupakan jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur tiram (Pleurotus sp) dengan produktivitas yang rendah. Prospek budidaya kedua jamur pada tandan kosong kelapa sawit ini sangat baik karena tandan kosong kelapa sawit tersedia sangat melimpah setiap tahunnya, secara alamiah sudah mampu tumbuh pada tandan kosong kelapa sawit, dan sudah ada teknologi budidayanya, jamur yang ada pada TKKS sangatlah bernilai ekonomis dan enak rasanya
g. Pakan Ikan
Limbah dan hasil ikutan industri pertanian adalah sumber baku pakan yang cukup banyak tersedia. Bungkil kelapa sawit (BKS), merupakan hasil ikutan industri minyak kelapa sawit, yang telah umum dimanfaatkan sebagai sumber bahan pakan, namun bahan pakan tersebut mempunyai faktor pembatas, yaitu kandungan serat yang cukup tinggi dan kualitas protein yang kurang baik, sehingga perlu diolah agar lebih bermanfaat bagi pembudidaya ikan.
Fermentasi oleh jamur dan biokonversi BKS menjadi magot, merupakan salah satu pengolahan bahan pakan tersebut. Aktivitas dari jamur memungkinkan terjadinya perombakan terhadap komponen bahan yang sulit dicerna, sehingga terjadi peningkatan nilai manfaat dari zat-zat makanan produk pengolahan dibandingkan bahan asalnya. Demikian pula halnya dengan biokonversi menjadi produk biologis, yang merupakan sumber protein hewani.
h. Pupuk Organik
Limbah PKS tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Dengan sedikit pengohalan dan sentuhan teknologi, limbah-limbah PKS bisa diolah menjadi pupuk organik untuk perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Potensi pupuk organik yang bisa dihasilkan dari limbah pabrik kelapa sawit ini cukup besar. Misalkan saja di sebuah PKS dengan limbah TKKS 100 ton/hari. Pupuk organik granul (POG) yang bisa dihasilkan kurang lebih 10-15 ton/hari. Maka dalam satu tahun bisa mencapai 3000 – 45000 ton POG/tahun.
i. Pengolah Briket
Potensi energi yang besar dan bisa dibuat salah satunya menjadi briket arang. Selain tandan kosong, tempurung buah kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai briket. Teknologi pembuatan briket tandan dan tempurung kelapa sawit sama saja dengan cara pembuatan briket dari bahan lain. Permukaan briket limbah kelapa sawit halus dan tidak menimbulkan jelaga.
j. Batako
Abu TKKS dapat diperoleh dari sisa pembakaran boiler di pabrik minyak kelapa sawit. Adapun komposisi kimia yang dikandungnya yaitu K, Si, Ca, Mg, Na, Fe, Mn, Cu, CO3 , dan CHO3. Karena senyawa yang dikandung abu tandan kosong kelapa sawit tersebut maka sesuai sebagai bahan pengganti sebagian pasir pada pembuatan batako. Dengan demikian diharapkan bermanfaat menurunkan biaya oprasional pembuatannya.
3. Kesimpulan
Pada wilayah industri yang berbahan dasar utama kelapa sawit dapat dibangun industri-industri lain yang memanfaatkan limbah dari perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Indsutri-industri tersebut diantaranya, industri kertas, papan partikel, asap cair, budidaya jamur, pakan ikan, pupuk organik, briket, dan batako.
Daftar Pustaka
Duryatmo, S. 2010. Briket Dari Sampah Organik.
http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2600--briket-dari-sampah-organik.html
Fitriani, V. 2009. Seribu Manfaat Serat Sawit
http://kafein4u.wordpress.com/2009/02/28/seribu-manfaat-serat-sawit/
Hadadi, A. Dkk. 2007. Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Bahan Pakan Ternak
http://www.scribd.com/mobile/documents/38006898/download?commit=Download+Now&secret_password=
Isroi. 2010. Pupuk Organik dari Limbah Pabrik Kalapa Sawit
http://isroi.wordpress.com/2010/02/22/pupuk-organik-dari-limbah-pabrik-kalapa-sawit/
Minanto, K. 2011. Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai media tumbuh jamur
http://kabulminanto.blogspot.com/2011/01/pemanfaatan-tandan-kosong-kelapa-sawit_27.html
Prananta, J. Pemanfaatan Sabut dan Tempurung Kelapa serta Cangkang Sawit untuk Pembuatan Asap Cair sebagai Pengawet Makanan Alami
http://www.scribd.com/mobile/documents/5008374/download?commit=Download+Now&secret_password=
Purwanto, W. dan Sparringa, R. A. 2007. Pemanfaatan Tandan Kosong dan Batang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pulp Kertas
http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=173
Triatmaja, A. Dkk. 2010. Mesin Sterilisasi dan Thresher pada Industri Kelapa Sawit
http://www.scribd.com/mobile/documents/46414092/download?commit=Download+Now&secret_password=