Tabloid PULSA

Rabu, 30 September 2009

Biodiversitas


TUGAS

PENGELOLAAN SUMBER DAYA HAYATI

Oleh :

Nama : Wahyu Kurniawan

NIM : J1C107057

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2009





Biodiversitas

Topik : Mengapa semakin terjadinya kepunahan spesies?

Suatu spesies dinamakan punah bila anggota terkahir dari spesies ini mati. Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak dan membentuk generasi. Suatu spesies juga disebut fungional punah bila beberapa anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin.

Di dalam ilmu ekologi, istilah kepunahan dipakai untuk kepunahan disuatu studi area. Namun demikian, sepsies ini masih bisa ditemukan di tempat lain. Fenomena ini disebut juga ekstirpasi. Contohnya adalah penempatan serigala dari tempat lain di Taman Nasional yellowstone, di Idaho, Amerika Serikat, dimana sebelumnya serigala sudah punah ditempat itu.

Salah satu aspek penting di tema kepunahan spesies binatang ialah usaha manusia untuk mengembangkan spesies yang terancam punah ("endangered species") dengan membuat katagori conservasi status. Katagori ini memberikan indikasi dari risiko kepunahan suatu spesies. Salah satu katagori membagi jenis ancaman kepunahan sebagai berikut

(1) kritikal terancam,

(2) terancam , dan

(3) rawan.

Kepunahan dalam bioogi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau sekelompok taakkson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi sebelumnya. Tetapi dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang bisa sangat luas, sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kesulitan ini dapat berujung kepada suatu fenomena yang dinamakan takson lazurus, dimana sebuah spesies dianggap telah punah tetapi muncul kembali.

Melalui proses evolusi, spesies yang baru muncul dari suatu mekanisme sesiasi(dalam bahasa Inggris: speciation) dimana jenis makhluk hidup baru muncul dan berkembang biak secara lancar bila mereka mempunyai ecology niche . Spesies akan punah bila mereka tidak bisa bertahan bila ada perubahan di ekologi mereka ataupun bila persaingan semakin ketat dari makhluk hidup lain yang lebih kuat. Umumnya, suatu spesies akn punah dalam waktu 10 juta tahun,dihitung dari permulaan kemunculannya. Beberapa spesies, biasanya juda disebut fosil hidup telah bertahan dan tidak banyak berubah selamaratusan juta tahun. Salah satu contoh fosil hidup adalah buaya.

Biodiversitas merupakan suatu keanekaragaman mahluk hidup baik yang berupa makroorganisme maupun mikroorganisme. Pada setiap makhluk hidup pasti akan mati termasuk kita manusia tidak terkecuali hewan dan tumbuhan. Kematian suatu jenis makhluk hidup secara terus menerus yang tidak diimbangi dengan regenerasi generasi penerus / keturunan (berkembang biak) adalah merupakan kepunahan. Punah berarti tidak akan ada lagi makhluk hidup itu selama-lamanya di muka bumi. Dalam taksonomi mahluk hidup dibedakan atas beberapa kingdom yaitu kingdom monera, kingdom protista, kingdom fungi, kingdom plantae, dan kingdom animalia.. Contoh spesies yang sudah punah adalah dinosaurus jenis t-rex.

Naiknya suhu bumi yang dialami saat ini sangat memengaruhi iklim global yang kondisinya semakin tidak menentu. Musim hujan melebihi batas waktu dan musim kering dirasakan jauh lebih kering dari biasa. Dampak tidak menentunya iklim kini sangat serius bagi kehidupan. Bergesernya gaya hidup manusia dari needs ke wants, yakni dari hidup berdasarkan kebutuhan menjadi hidup berdasarkan keinginan. Kondisi itu menyebabkan ada pihak yang hidup berlebihan, namun tidak sedikit pula yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.

Selain faktor yang disebabkan oleh manusia, ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu :

1. Regenerasi Rendah

beberapa sesies membutuhkan waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.

2. Bencana Alam

Adanya bencana alam yang sangat besar tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.

3. Meningkatnya Poulasi Sepsies Lain

Persaaingan antar predator untuk mendapat makanannya mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.

Punahnya sebagian spesies fauna, sebenarnya telah terjadi gangguan pada keseimbangan ekosistem. Apabila satu rantai makanan putus, keseimbangan akan terganggu. Hal itu akan mengganggu kesehatan ekosistem tersebut yang pada akhirnya dapat menyeret ekosistem (tetangganya) ke keadaan terganggu. Contoh yang paling dekat dengan kita adalah serangan harimau di permukiman di daerah Jambi beberapa waktu lalu. Ketika harimau kehilangan habitatnya dan kehilangan mangsanya, hewan itu mulai merambah ke permukiman manusia. Ancaman terhadap habitat hewan yang berupa penebangan hutan, pembakaran hutan, serta perubahan fungsi lahan yang antara lain menjadi sawah atau permukiman telah secara terus-menerus mengurangi luas habitat hewan-hewan tersebut. Jenis ancaman bagi semua makhluk hidup kini bertambah, yaitu dengan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global terjadi di seluruh permukaan Planet Bumi.

Faktor yang lain yaitu antara lain: perusakan habitat, datangnya spesies baru (dari luar kawasan), eksploitasi komersial, dan pencemaran air secara bersama-sama menghancurkan amfibi di dunia. Adapun peranan perubahan iklim masih terus diperdebatkan. Meski begitu, di beberapa bagian Andes, para ilmuwan telah mencatat peningkatan suhu yang tajam selama 25 tahun belakangan disertai serangan kekeringan yang tidak lazim.

Untuk menyelamatkannya dari keunahan yakni kitaa perlu bersungguh-sungguh. Perubahan paradigma perlu komitmen dalam implementasinya. Resolusi terhadap berbagai persoalan lingkungan hidup harus dilakukan oleh semua kalangan tanpa terkecuali karena persoalan lingkungan hidup adalah persoalan universal. Perhatian serius oleh seluruh stakeholder adalah hal yang utama, penegakan hukum (law enforcement) oleh pemerintah, kongkritisasi pembangunan berkelanjutan diberbagai sektor, pembangunan SDM berwawasan lingkungan melalui peningkatan kapasitas, kesadaran dan etika lingkungan hingga upaya pelestarian melalui kegiatan eksplorasi dan konservasi oleh berbagai kalangan. Jika upaya pelestarian lingkungan hidup merujuk pada pembangunan manusia, maka yang harus dilakukan secara bertahap adalah peningkatan kesadaran, etika dan pembangunan kapasitas SDM berwawasan lingkungan.

Dari waktu ke waktu, kepunahan berbagai macam flora fauna yang kita miliki terus bertambah. Bahkan Indonesia yang selama ini dikenal sebagai ”mega diversity” kini telah berubah menjadi ”mega extinction”. Artinya tingkat kerusakan atau kepunahan flora fauna kita saat ini amat sangat besar. Dan ancaman ini datangnya tidak lain adalah akibat keserakahan manusia yang tanpa peduli memperlakukan berbagai flora dan fauna hanya melihat sisi ekonominya saja tanpa memperhitungkan kerugian ekologis akibat hilangnya berbagai flora fauna di masa mendatang. Menghadapi kenyataan bahwa tingkat kepunahan terhadap berbagai satwa di seluruh dunia yang kian mengkhawatirkan ini, Badan Konservasi Dunia (International Union for the Conservation of Nature/IUCN) bahkan menyebutnya sebagai tindakan ”aborsi terhadap alam”. Dalam ”Daftar Merah Spesies Terancam Punah” yang dikeluarkan oleh IUCN disebutkan bahwa angka kepunahan yang tengah berlangsung kini terhitung luar biasa dan jumlahnya mencapai 1.000 hingga 10.000, lebih besar dari kondisi bagi terjadinya kepunahan secara alamiah. Hilangnya habitat diprediksikan memicu 89 persen jenis burung dunia terancam punah, diikuti 83 persen jenis mamalia, dan 91 persen jenis tumbuh-tumbuhan dunia masuk daftar kepunahan berikutnya. Bahkan IUCN mencatat bahwa sedikitnya 11.167 spesies di muka bumi sudah tergolong terancam punah. Taksiran ini bukan omong kosong. Ini diperoleh dari riset 7.000 pakar yang tersebar di seluruh negara. Organisasi tingkat dunia ini (world conservation union) telah melakukan pendataan terhitung selama 37 tahun. Parahnya, jumlah spesies terancam punah terus merambat. Dalam rilis IUCN dua tahun silam, 5.611 jenis tanaman dikategorikan terancam punah. Kini, ditambah jenis kaktus Meksiko dan Brazil, angka seluruhnya sudah mencapai 5.714 spesies. Di Indonesia Sejumlah hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara juga termasuk dalam kategori akan musnah dalam waktu dekat. Arus globalisasi, modernisme, dan perkembangan teknologi menghempas seluruh lokus kehidupan manusia dan membawa dampak besar tidak hanya pada aspek kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik namun merambah secara sistemik keseluruh aspek kehidupan lain seperti aspek budaya, lingkungan, hingga aspek psikologis. Pakem yang tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan tingginya intentitas kegiatan manusia dimuka bumi telah menimbulkan banyak dampak destruktif terhadap jejaring kehidupan, yang paling mencemaskan adalah ketidakseimbangan ekosistem yang bermuara pada berbagai malapetaka alam berupa bencana bagi manusia dan kerusakan lingkungan itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim .2009. Penyebab Punah/Kepunahan Spesies Hewan/Binatang dan Tumbuhan.

Http://www. organisasi.org/

Diakses pada tanggal 10 September 2009

Ardi, R. 2009. Mereka yang Terancam Punah.

Http://www.rioardi.wordpress.com/2009

Diakses pada tanggal 10 September 2009

Bilungakoe,S. 2007. Harimau terancam punah.

Http://www.bluefame.com/lofiversion/index.php/t37952.html

Diakses pada tanggal 10 September 2009

Amirullah, A. 2009. Pentingnya Membangun Kesadaran Lingkungan
Http://www.indonesiancommunity.multiply.com/

Diakses pada tanggal 10 September 2009

Rata Tengah

0 komentar:

 
Powered by Blogger