Tabloid PULSA

Jumat, 19 Desember 2008

Kongres Mahasiswa Teknik Lingkungan 2008

Seperti apa program studi Teknik Lingkungan di perguruan tinggi bisa jadi tidak banyak yang tahu dengan benar. Padahal program studi ini dapat memberikan kontribusi yang tinggi terhadap penyelesaian masalah lingkungan. Apalagi pembicaraan mengenai isu lingkungan dan pemanasan global tengah marak terjadi. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di tingkat dunia.

Hal inilah yang menjadi salah satu dasar pelaksanaan Kongres Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI) 2008 di Universitas Trisakti Jakarta beberapa waktu lalu. Ketua Pelaksana Kongres Ketiga itu, Diah Restu Lestari mengatakan, acara ini merupakan inisiasi dari Badan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan (HMJTL) Universitas Trisakti.

Selain untuk sosialisasi program studi Teknik Lingkungan, ujar Diah, acara ini juga untuk menyikapi kondisi lingkungan saat ini. Antara lain dampak pemanasan global yang tidak bisa dielakan oleh seluruh manusia di dunia, termasuk Indonesia.

Sepersepuluh penduduk bumi atau 634 juta orang yang tinggal di dekat laut, lanjut Diah, akan tenggelam ketika es di kutub bumi mencair akibat pemanasan global. Data ini merupakan hasil penelitian International Institute for Environment and Development Britinia bekerjasama dengan City University of New York dan Colombia University.

''Perkiraan yang menyatakan Indonesia juga akan terkena dampak dari pemanasan global seharusnya dijadikan peringatan dini bagi semua elemen. Sehingga dapat mulai merenungkan kembali masalah lingkungan dan tidak lagi mengeluarkan kebijakan yang justru memperparah dampak lingkungan,'' jelas Diah.

Pada acara tersebut mahasiswa program studi Teknik Lingkungan dari seluruh Indonesia berkumpul dan berbicara mengenai masalah lingkungan. Sekaligus memberikan jalan tengah bagi dua kepentingan yang sering berbenturan, yaitu pembangunan dan lingkungan.

Kongres ketiga IMTLI itu dikuti oleh 180 peserta dari 13 perguruan tinggi di Jawa, Sumatera, dan kalimantan yang memiliki program studi Teknik Lingkungan.

Perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Trisakti, Universitas Sahid, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Pasundan, Universitas Diponegoro, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta, UPN Veteran Yogyakarta, Institut Teknologi Nasional Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, UPN Veteran Surabaya, Universitas Andalas Padang, dan Universitas Mulawarman Samarinda.

''Menurut data kami, terdapat sekitar 21 perguruan tinggi negeri dan swasta yang memiliki program studi Teknik Lingkungan. Sayangnya, belum semua bisa ikut kongres IMTLI,'' ungkap Diah.

Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut diisi dengan berbagai kegiatan. Mulai dari penetapan AD/ART hingga pemilihan Ketua IMTLI periode 2008/2009. Pada hari pertama, kongresi diisi dengan diskusi panel bertema 'Kesinambungan Lingkungan dan Pembangunan: Tantangan dan Peluang' dengan peserta dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Dewan Pakar Ikatan Profesional Lingkungan Hidup Indonesia, dan LSM Dana Mitra Lingkungan.

Pada hari kedua diisi dengan ceramah yang menghadirkan Anggota Komisi VII DPR RI dan pejabat Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Diah menjelaskan, sengaja mengundang pemerintah dan DPR. Dengan begitu, diharapkan dapat memperlancar komunikasi untuk terwujudnya pembangunan nasional yang berkelanjutan di Indonesia. ''Dengan hadirnya pemerintah dan pembuat kebijakan, rekomendasi terkait isu lingkungan dapat langsung kami berikan,'' ungkap Diah.



From :

http://www.republika.co.id/koran/131/17544.html



0 komentar:

 
Powered by Blogger