Tabloid PULSA

Kamis, 24 Maret 2011

Hari Air Sedunia: Air dan Permasalahanya

Hari Air Sedunia atau World Water Day dan sering pula disebut sebagai World Day for Water merupakan hari perayaan yang ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat dunia (internasional) akan pentingnya air bagi kehidupan serta untuk melindungi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. Peringatan Hari Air Sedunia dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 22 Maret. Inisiatif peringatan Hari Air Sedunia dicetuskan kali pertama saat digelar United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) atau Konferensi Bumi oleh PBB di Rio de Janeiro pada tahun 1992
Kita mungkin beranggapan bahwa air yang kita pakai ada terus-menerus dari sumbernya tidak akan habis. Ada fakta seputar air yang menarik mengenai air di bumi ini yaitu jumlah total air yang ada di bumi ini saat ini relatif sama dengan jumlah total air saat bumi tercipta. Jumlahnya memang sama tapi yang berubah adalah bentuknya. Akan tetapi dari tahun ketahun kualias air tersebut terus menurun akibat adanya pencemaran. 
Menurut data, 70% permukaan bumi adalah air, yang mana dari semua air yang ada dimuka bumi hanya 3% yang merupakan air tawar dan sisanya 97 % merupakan air asin. Prosentasi air tawar tadi terbagi menjadi beberapa bentuk, yakni es, air tanah, air permukaan dan uap air, yang mana tidak semua air tawar layak untuk dijadikan air minum. 
Ketergantungan manusia akan air sampai sekarang tidak bisa tergantikan . Kita mulai dari bangun pagi hingga tidur lagi tidak terlepas dari kebutuhan akan air, coba dihitung sendiri jumlahnya dari minum, mandi, mencuci dan kegiatan-kegiatan lainnya. Itu yang dihitung baru untuk kita sendiri belum lagi untuk seluruh penduduk di dunia ini saat ini. Dan bayangkan berapa banyak air yang dibutuhkan penduduk dunia 10, 20 atau 50 tahun mendatang, dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Kondisi dimana kebutuhan akan air terus meningkat setiap tahunnya ini, berbanding terbalik dengan kondisi kualitas air yang semakin menurun, akibat dari pencemaran. Kondisi ini tentu akan mengancam pemenuhan kebutuhan akan air dimasa yang akan datang. 
Di daerah Banjarmasin pemanfaatan air sungai pun kian terbatas, karena kadar pencemar yang telah melewati ambang batas, contohnya sungai Martapura pada tahun 2008 kandungan mercury (Hg) mencapai 5,876 padahal ambang batas normalnya hanya 0.001, besi (Fe) mencapai 16,209 ambang batas normalnya 0,3, dan Timbal (Pb) mencapai 0,125 ambang batas normal 0,3. Kandungan logam berat ini tidak akang hilang jika air hanya dipanaskan saja. 
Permasalahan air di kota besar tidak hanya mengenai kebutuhan akan air untuk keperluan kegiatan sehari-hari, tetapi juga masalah penanganan genangan air hujan. Air hujan yang seharusnya mengalir memalalui got atau saluran drainase lainnya, terhalang oleh tumpukan sampah, atau bahkan bangunan yang berdiri tidak sesuai tempatnya, sehingga mengakibatkan genangan. Yang mana genangan-genangan air ini akan mengurangi estetika keindahan, bahkan dalam waktu yang lama akan menimbulkan penyakit. Belum lagi jika curah hujan tinggi sehingga dapat menimbulkan banjir yang tentu saja akan menimbulkan masalah baru.

0 komentar:

 
Powered by Blogger