Tabloid PULSA

Selasa, 15 Maret 2011

Sebuah Cerita

22 tahun sudah dari hari itu, tepat dimana seorang anak manusia terlahir dalam keadaan sehat sempurna. Lahir dari seorang ibu rumah tangga biasa yang cuma bisa menunggu nafkah dari suami tercinta. Suaminya pun juga bukan siapa-siapa, cuma seorang buruh di sebuah perkebunan yang cukup berjaya di masanya.

Sekarang, sungguh sangatlah berbeda dari yang diharapkan oleh kedua orang tuanya apalagi Dia. Sejak umur kurang dari 3 tahun sudah berpisah dengan Ibu dan adiknya karena hal yang masih tak bisa dimengertinya sampai sekarang. Tak sampai disitu yang Ayah pun meninggalkannya untuk selamanya ketika umurnya masih kurang dari 5 tahun. Mungkin itu lah suratan takdir untuknya dan keluarga kecilnya.

Sejak hari kepergian Ayahnya, Dia cuma bisa tinggal bersama Kakek Neneknya yang masih setia merawatnya hingga umurlah yang memisahkan mereka. Itulah perjalanan nasib seseorang yang telah ditentukan sejak Dia masih dalam kandungan.

Sekarang, dia sudah cukup dewasa, sudah bisa membedakan baik buruk suatu perbuatan, tapi masih perlu akan sebuah bimbingan dan peringatan. 

Ayah, Ibu, Kakek, Nenek dan semuanya, meskipun kalian ada jauh disana do'akan lah anak keturunanmu ini agar jadi manusia yang berguna, yang bisa membuat kalian bangga akan keberadaan dirinya. Jangan biarkan dia terjerumus kedalam jurang kenistaan yang akan membawanya kedalam suatu ketidakpastian.

Yang terakhir ku panjatkan syukur kepada Allah yang telah mengkaruniakan kesehatan, riski dan kesempatan untuk saya hingga bisa hidup sampai sekarang ini.

yup, tanpa lilin, tanpa kue, dan tanpa apa-apa..
SELAMAT ULANG TAHUN UNTUK SAYA.


Terimakasih Kepada Semua orang yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk ku..
Jasa kalian takan mungkin bisa ku balas sepenuhnya, tp aku berjanji akan membuat kalian bangga, dan tidak kecewa telah merawatku..


Banjarbaru, 15 April 2011
(Renungan akan sebuah pengorbanan)

0 komentar:

 
Powered by Blogger